Senin, 18 Juli 2011

Cita cita yang terhenti

Anak ini akhirnya aku terima bekerja untuk mengisi kekosongan posisi di salah satu devisi di bawah koordinasiku. Masih sangat muda dan tanpa pengalaman, bahkan pada saat wawancara terakhir dia minta ijin karena suatu hari di minggu berikutnya, ia akan terpaksa minta ijin karena harus mengikuti wisuda...wisuda SMA.
Sangat polos, sehingga tak ada rahasia keluarganya yg sanggup ia sembunyikan dariku dan membuatku sangat mengerti kenapa ia diusianya ini memilih untuk bekerja dibandingkan bercita cita untuk melanjutkan sekolahnya. Selanjutnya ia sanggup membuatku mempunyai perhatian lebih terhadapnya.  Gimana tidak, dia punya cita cita yang sungguh tinggi..membawa kehidupan yg lebih baik bagi kedua orang tua dan seorang adiknya di cirebon sana..dan pasti itu tidak mudah di tengah tengah keinginannya untuk bisa seperti anak anak muda seusianya disekitarnya, tapi juga di tengah tengah konflik paman dan bibinya yg berbeda pendapat mengenai kehadiarannya ditengah keluarga itu di kota ini.

Tapi siang ini semua itu runtuh.  Dia menghadapku dgn mata berkaca dan menyatakan keinginannya untuk mengundurkan diri dan kembali kepada keluarganya.  Naluri yang menuntunku untuk memberinya kekuatan agar dia tidak menyerah.  Di usia yg muda dan sangat mentah, TUHAN memberinya kesempatan kerja di tempatku dengan posisi yang tidak mudah itu seharusnya bisa menjadi alasan yg cukup kuat untuk bertahan.  Tapi dia memilih untuk mundur.
Hhh..semua kata kataku hanya mampu menahannya seminggu untuk akhirnya dia menyerah terhadap sesuatu yang aku tak pernah bisa aku pahami.

Sedihku mungkin tak dapat dipahami siapapun sama seperti alasannya pergi yg tak pernah bisa aku pahami.  Tapi tak bisa membuatnya mengerti bahwa kesempatan yg diberikanNYA sangatlah berharga dan harus diperjuangkan itulah yang membuat hatiku patah.
Tak ada lagi yang bisa kulakukan.  itulah sisa kemampuan yg sudah coba kulakuan dan tak membuahkan hasil.  atau setidaknya tidak sekarang.  Mungkin satu hari nanti dan kuberharap satu hari nanti dia akan teringat oleh begitu banyak kalimat yang kulontarkan untuknya.begitu banyak alasan untuk berjuang dan begitu banyak alasan untuk bersyukur, sehingga disaatnya nanti mungkin itu semua bisa membangkitkannya lagi. Semoga. TUHAN menjaganya,,,aku tau itu pasti.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar